꧋ꦥꦼꦭꦏ꧀ꦱꦤꦄꦤ꧀ꦄꦣꦠ꧀ꦱꦼꦏꦠꦺꦤ꧀ꦝꦶꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦪꦺꦴꦒ꧀ꦗ꧈ꦤꦩꦸꦤ꧀ꦲꦭ꧀ꦪꦁꦩꦼꦤꦫꦶꦏ꧀ꦧꦸꦏꦤ꧀ꦆꦠꦸꦧꦒꦶꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦏꦼꦠꦶꦏꦠꦼꦂꦭꦶꦲꦠ꧀ꦱꦼꦎꦫꦁꦧꦥꦏ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦱꦼꦥꦺꦣꦎꦤ꧀ꦠꦺꦭ꧀ꦚꦧꦼꦂꦲꦼꦤ꧀ꦠꦶꦣꦶꦧꦁꦗꦺꦴ꧌ꦱꦼꦧꦸꦠꦤ꧀ꦎꦫꦁꦗꦮꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦫꦧꦸꦭꦭꦶꦤ꧀꧍ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦮꦏꦼꦣꦸꦮꦄꦤꦏ꧀ꦚꦏꦼꦈꦠꦫꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦏꦼꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀꧈ꦕꦸꦕꦸꦫꦤ꧀ꦏꦼꦫꦶꦔꦠ꧀ꦠꦼꦂꦭꦶꦲꦠ꧀ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦱꦲꦶꦠꦸꦧꦸꦃꦚ꧉꧉ꦤꦏ꧀ꦄꦤꦏ꧀ꦪꦁꦩꦼꦩ꧀ꦧꦺꦴꦚ꧀ꦕꦺꦁꦄꦱꦶꦏ꧀ꦩꦼꦭꦶꦲꦠ꧀ꦏꦼꦏꦤꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦏꦶꦫꦶ꧉ꦱꦼꦎꦫꦁꦠꦼꦩꦤ꧀ꦧꦼꦂꦠꦚꦏꦺꦴꦏ꧀ꦩꦼꦉꦏꦠꦶꦣꦏ꧀ꦧꦼꦫꦁꦏꦠ꧀ꦤꦻꦏ꧀ꦧꦶꦱ꧀ꦪ꧉ꦏꦤ꧀ꦊꦧꦶꦃꦌꦤꦏ꧀ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦏꦼꦥꦤꦱꦤ꧀ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦧꦼꦂꦏꦼꦫꦶꦔꦠ꧀ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦧꦼꦂꦣꦼꦧꦸꦠꦶꦣꦏ꧀ꦩꦼꦤ꧀ꦒ꦳ꦶꦫꦸꦥ꧀ꦄꦱꦥ꧀…ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦧꦼꦂꦥꦕꦸꦣꦼꦔꦤ꧀ꦏꦺꦤꦭ꧀ꦥꦺꦴꦠ꧀꧈ꦏꦼꦩꦸꦣꦶꦪꦤ꧀ꦩꦼꦭꦶꦤ꧀ꦠꦱ꧀ꦥꦶꦏ꧀ꦈꦥ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦝꦶꦥꦼꦤꦸꦲꦶꦧꦼꦧꦼꦫꦥꦎꦫꦁꦪꦁꦣꦸꦣꦸꦏ꧀ꦧꦼꦫꦭꦱ꧀ꦏꦤ꧀ꦠꦶꦏꦂ꧉ꦱꦼꦱꦼꦏꦭꦶꦩꦼꦫꦥꦶꦏꦤ꧀ꦫꦩ꧀ꦧꦸꦠ꧀ꦪꦁꦩꦼꦤꦸꦠꦸꦥꦶꦮꦗꦃꦩꦼꦉꦏ꧉ꦥꦣꦲꦭ꧀ꦕꦸꦏꦸꦥ꧀ꦥꦤꦱ꧀ꦏꦼꦠꦶꦏꦆꦠꦸꦠꦥꦶꦩꦼꦉꦏꦠꦶꦣꦏ꧀ꦏꦼꦲꦶꦭꦔꦤ꧀ꦫꦻꦴꦠ꧀ꦮꦗꦃꦪꦁꦩꦸꦫꦃꦱꦼꦚꦸꦩ꧀ꦱꦼꦂꦠꦕꦤ꧀ꦝꦫꦶꦪꦚ꧉ꦔꦥꦻꦤ꧀ꦱꦶꦃꦧꦚꦏ꧀ꦎꦫꦁꦪꦁꦧꦼꦒꦶꦠꦸꦩꦼꦤꦶꦏ꧀ꦩꦠꦶꦥꦼꦂꦗꦭꦤꦤ꧀ꦥꦤꦱ꧀ꦆꦤꦶ…
꧋ꦧꦥꦏ꧀ꦪꦁꦧꦼꦂꦱꦼꦥꦺꦣꦠꦣꦶꦊꦧꦶꦃꦩꦼꦩꦶꦭꦶꦃꦤꦻꦏ꧀ꦱꦼꦥꦺꦣꦝꦫꦶꦥꦣꦤꦻꦏ꧀ꦧꦶꦱ꧀ꦏꦉꦤꦈꦮꦁꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦤꦻꦏ꧀ꦧꦶꦱ꧀ꦧꦶꦱꦣꦶꦪꦥꦏꦻꦩꦼꦩ꧀ꦧꦼꦭꦶꦌꦱ꧀ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦧꦼꦂꦠꦶꦒ꧉ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦫꦶꦤꦻꦏ꧀ꦱꦼꦥꦺꦣꦝꦶꦪꦆꦔꦶꦤ꧀ꦝꦼꦏꦠ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦄꦤꦏ꧀ꦚꦩꦤꦶꦏ꧀ꦩꦠꦶꦗꦭꦤ꧀ꦧꦤ꧀ꦠꦸꦭ꧀ꦧꦼꦂꦱꦩꦥꦸꦠꦿꦥꦸꦠꦿꦠꦺꦂꦕꦶꦤ꧀ꦠꦚ…ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦸꦮꦠ꧀ꦒꦺꦴꦫꦺꦱꦤ꧀ꦏꦶꦱꦃꦪꦁꦕꦸꦏꦸꦥ꧀ꦄꦏꦤ꧀ꦝꦶꦏꦼꦤꦁꦎꦭꦺꦃꦄꦤꦏ꧀ꦆꦠꦸ꧉ꦕꦼꦫꦶꦠꦪꦁꦩꦸꦁꦏꦶꦤ꧀ꦄꦏꦤ꧀ꦝꦶꦕꦼꦫꦶꦠꦏꦤ꧀ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦕꦸꦕꦸꦕꦸꦕꦸꦚꦪꦁꦩꦸꦁꦏꦶꦤ꧀ꦗꦸꦒꦲꦚꦄꦏꦤ꧀ꦝꦶꦠꦼꦂꦠꦮꦻꦣꦤ꧀ꦝꦶꦏꦠꦏꦤ꧀ꦆꦠꦸꦏ꦳ꦤ꧀ꦝꦸꦭꦸ꧉
꧋ꦧꦒꦶꦩꦼꦉꦏꦪꦁꦤꦻꦏ꧀ꦥꦶꦏ꧀ꦕ꧀ꦈꦥ꧀ꦧꦼꦂꦥꦤꦱ꧀ꦥꦤꦱꦤ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦠꦼꦠꦁꦒꦩꦺꦫꦸꦥ꧀ꦏꦤ꧀ꦱꦼꦧꦸꦮꦃꦆꦏꦠꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦧꦒꦻꦩꦤꦱꦼꦤꦁꦚꦩꦼꦉꦏꦣꦫꦶꦥꦣꦲꦚꦣꦸꦣꦸꦏ꧀ꦝꦶꦪꦩ꧀ꦝꦭꦩ꧀ꦧꦶꦱ꧀ꦪꦁꦠꦶꦣꦏ꧀ꦩꦼꦔꦼꦤꦭ꧀ꦱꦠꦸꦱꦩꦭꦻꦪꦶꦤ꧀ꦚ꧉ꦩꦺꦚꦏ꧀ꦱꦶꦏꦤ꧀ꦱꦼꦧꦸꦮꦃꦌꦮ꦳ꦺꦤ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦫꦩꦻꦫꦩꦻꦊꦧꦶꦃꦩꦺꦔꦱꦶꦏ꧀ꦏꦤ꧀ꦝꦫꦶꦥꦣꦲꦚꦱꦼꦤ꧀ꦝꦶꦫꦶꦪꦤ꧀꧈ꦩꦼꦉꦏꦧꦼꦂꦕꦩ꧀ꦥꦸꦂꦗꦣꦶꦱꦠꦸꦠꦤ꧀ꦥꦄꦣꦥꦼꦩ꧀ꦧꦺꦣꦏꦼꦭꦱ꧀ꦌꦏꦺꦴꦤꦺꦴꦩꦶ꧈ꦮ꦳ꦶꦥ꧀ꦄꦠꦻꦴꦮ꦳꧀ꦮ꦳ꦶꦥ꧀꧈ꦮꦸꦮꦶꦃꦱꦸꦁꦒꦸꦁꦧꦺꦧꦱ꧀ꦩꦼꦉꦏꦩꦼꦤꦶꦏ꧀ꦩꦠꦶꦲꦶꦣꦸꦥ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦧꦺꦧꦱ꧀ꦚꦣꦼꦔꦤ꧀ꦄꦭꦩꦼꦉꦏꦱꦼꦤ꧀ꦝꦶꦫꦶꦠꦶꦣꦏ꧀ꦠꦼꦂꦗꦼꦧꦏ꧀ꦝꦭꦩ꧀ꦩꦺꦏꦤꦶꦱ꧀ꦩꦼꦥꦱꦂꦪꦁꦩꦼꦚ꧀ꦕꦼꦏꦶꦏ꧀꧈
꧋ꦱꦼꦏꦠꦺꦤ꧀ꦠꦼꦂꦚꦠꦠꦶꦣꦏ꧀ꦲꦚꦩꦼꦚ꧀ꦗꦣꦶꦱꦼꦧꦸꦮꦃꦥꦼꦤꦤ꧀ꦝꦌꦏ꧀ꦱꦶꦱ꧀ꦠꦺꦤ꧀ꦱꦶꦄꦣꦠ꧀ꦗꦮ꧈ꦫꦺꦭꦶꦒꦶꦪꦸꦱꦶꦠꦱ꧀ꦏꦺꦧꦺꦂꦱꦸꦏꦸꦫꦤ꧀ꦤꦩꦸꦤ꧀ꦗꦸꦒꦩꦼꦚ꧀ꦕꦶꦥ꧀ꦠꦏꦤ꧀ꦌꦮ꦳ꦺꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦏꦼꦱꦼꦩ꧀ꦥꦠꦤ꧀ꦎꦫꦁꦩꦼꦤꦶꦏ꧀ꦩꦠꦶꦲꦶꦣꦸꦥ꧀꧈ꦱꦼꦏꦶꦪꦤ꧀ꦏꦼꦠꦶꦏꦤ꧀ꦝꦼꦩꦶꦏꦼꦠꦶꦏꦤ꧀ꦠꦶꦣꦏ꧀ꦠꦼꦂꦱ꧀ꦠꦿꦸꦏ꧀ꦠꦸꦂꦆꦤꦶ꧉
Pelaksanaan adat sekaten di Kraton Yogja, bahkan malam senin sebelah timur keraton sampai THR dipenuhi oleh bus yang parkir sehingga jalana macet (kok kayak reportase mudik heheh). Namun hal yang menarik bukan itu bagi penulis ketika hari senin pagi terlihat seorang bapak dengan sepeda ontelnya berhenti di bang jo (sebutan orang jawa untuk rabu lalin) membawa kedua anaknya ke utara untuk ke kraton. Cucuran keringat terlihat membasahi tubuhnya.. anak-anak yang membonceng asik melihat ke kanan dan kiri. Seorang teman bertanya kok mereka tidak berangkat naik bis ya. kan lebih enak tidak kepanasan tidak berkeringat tidak berdebu tidak menghirup asap…tidak berpacu dengan kenalpot. Kemudian melintas pik up dengan dipenuhi beberapa orang yang duduk beralaskan tikar. sesekali merapikan rambut yang menutupi wajah mereka. padahal cukup panas ketika itu tapi mereka tidak kehilangan raut wajah yang murah senyum serta canda rianya. ngapain sih banyak orang yang begitu menikmati perjalanan panas ini…
bapak yang bersepeda tadi lebih memilih naik sepeda dari pada naik bis karena uang untuk naik bis bisa dia pakai membeli es untuk bertiga. sembari naik sepeda dia ingin dekat dengan anaknya manikmati jalan bantul bersama putra-putra tercintanya…membuat goresan kisah yang cukup akan dikenang oleh anak itu. cerita yang mungkin akan diceritakan untuk cucu-cucunya yang mungkin juga hanya akan ditertawai dan dikatakan itu khan dulu.
bagi mereka yang naik pikc up berpanas-panasan dengan tetangga merupkan sebuah ikatan dan bagaimana senangnya mereka daripada hanya duduk diam dalam bis yang tidak mengenal satu sama laiinnya. menyaksikan sebuah even dengan ramai-ramai lebih mengasikkan daripada hanya sendirian. mereka bercampur jadi satu tanpa ada pembeda kelas ekonomi, VIP atau VVIP. wuih sunggung bebas mereka menikmati hidup dengan bebasnya dengan ala mereka sendiri tidak terjebak dalam mekanisme pasar yang mencekik.
sekaten ternyata tidak hanya menjadi sebuah penanda eksistensi adat jawa, religiusitas, kebersukuran namun juga menciptakan even dan kesempatan orang menikmati hidup. sekian ketikan demi ketikan tidak terstruktur ini.
0 Komentar